Monday, October 31, 2011

StAsioN KeNAngAn

Kawan, apakah pernah dirimu sedang berjalan-jalan, di mall misalnya, melewati sebuah tempat dan tiba-tiba saja kau seolah kembali ke suatu masa yang mengingatkan mu akan sebuah momen di tempat itu? Atau saat kau sedang makan sesuatu dan seketika itu terbayang seseorang yang senang sekali dengan makanan yang sedang kau makan. Atau misalnya perihal warna yang mengingatkan mu pada seseorang, karena dia sangat identik dengan warna itu. Warna hijau misalnya :D. Atau temanmu yang suka mengoleksi pajangan berbentuk lumba-lumba, jika melihat yang seperti itu tidakkah kau ingat padanya???

Itulah dia kawan hal yang mungkin saja sebagai ‘tombol’ kenangan yang tersemat pada mu. Yang sewaktu-waktu tanpa kau sadari membawa mu kembali dalam ruang kenangan. Ia boleh jadi sepele tapi telah menjadi bagian yang susah untuk dilupakan begitu saja.

NaNTi SaJa

Aku tidak tau ingin bercerita pada siapa. Tapi karena kau ada di situ biarlah aku bercerita saja padamu. Semoga saja kau mau mendengarkannya. Karena hari ini aku pengen sekali bcerita. Ini tentang seseorang, kau mgkn tidak mengenalnya. Dia berjalan dengan pakaian yang sudah lusuh, wajahnya sayu penuh debu. Menempel disana-sini. Kalo kau pernah lihat di tv, pengungsi yang kena debu merapi, seperti itu lah rupa lelaki itu. Hampir seluruh tubuhnya tertutup debu. Dia sudah berulang kali diingatkan oleh temannya. "Boy! kenapa pula tampang kau macam tu? tak seronak lah dipandang mata". "Oh iya di'. maafkan ka. sebenarnya ku tau ji diriku kotor begini. NANTI paeng ku kasih bersih kawan. kau tenang saja!" jawabnya dengan wajah serius dan suara yang sengaja di buat pelan biar terdengar kalo dia sudah terpengaruh kata temannya tadi.

SeNyUm KeBAnGGaAn

Stase obgyn di RS.WS bagi sebagian coas terasa membosankan. Mungkin karena yang dihadapi adalah kasus-kasus ginekologi + patologis yang kompetensinya memang untuk dr.SpOG. Saya termasuk dari salah satu coas yang merasa seperti itu. Perasaan bosan itu muncul mungkin karena kurang mengerti atau jarang membaca bahkan tidak tahu sama sekali tentang kasus yang dihadapi. Seperti Mengawasi pasien yang sedang dikemoterapi, penanganan tumor ovarium, ca.ovarium, tumor uterus, kista ovarium, dll, jadinya apa yang dikerja sepertinya tidak menggairahkan (cie…). Kata temanku seperti kerja bodo”, capek ji. Beda kalo di RS lain banyak kasus yang kompetensinya memang dokter umum. Tolong persalinan, jahit robekan perineum, abortus, hiperemis gravidarum, dll.

Kali ini di RS.WS, cerita tentang seorang ibu yang sedang sakit. Kalo g salah sakitnya adalah ca.endometrium. Waktu itu saya lihat di statusnya sudah perawatan hari ke XV berarti kurang lebih sudah setengah bulan dia dirawat. Sy bertugas untuk mengambil darahnya untuk pemeriksaan rutinnya. Sempat kaget karena sepertinya sudah g ada lagi tempat untuk ku mengambil darahnya. Sudah kolaps dimana-mana. Berat!!!

Sepertinya ibu ini sudah frustasi. 3 hari ini katanya selalu ditusuk tp tidak berhasil diambil darahnya. Ndak mau mi ditusuk lagi. Saya sempat segan, mau menyerah tapi akhirnya ku beranikan diri untuk mencoba sekali lagi. Dan……, seperti beberapa bidan dan teman koas 2 hari sebelumnya saya pun tidak bisa mengambil darahnya untuk di periksa. Gagal. Akhirnya menghubungi petugas lab yang sudah seharusnya menjadi tugasnya.

SeKeLeBAt TenTAng PerEMpuAn

Sebelumnya aku beranggapan bahwa kenapa perempuan itu selalu perlu dihargai, disayang, dijaga perasaannya hanya karena kelemahannya. lemah dari segi fisiknya dibandingkan lelaki. Karena sering ku dengar orang berkata yang senada, 'kasih ko itu tempat duduk mu. Masa nu liati ji perempuan berdiri. malu donk'. ato 'eh adek kau mo yang angkat itu barang2 nah. masa perempuan kodong yang angkat’. dsb.

Sedikit tercerahkan ketika membaca beberapa siroh. Betapa dulu sejak zaman sebelum masehi dan ketika waktu melintasi beberapa peradaban yang memimpin dunia, perempuan hanyalah dijadikan sebagai rebutan dan tak lebih dari barang hiburan. Puncaknya adalah di zaman kejahilian sebelum kenabian Muhammad saw itu menerangi dunia. Di zaman itu orang malu mempunyai anak perempuan, jika mendengar kabar kelahiran anaknya adalah perempuan, maka merah bermuram durjalah wajahnya. Dan bahkan ada yang sampai mengubur hidup2 anaknya sangking malu dirinya. Ketika perempuan itu datang masa2 haidnya mereka diasingkan jauh di luar perkampungan karena dianggap najis. Tapi ketika islam datang maka perempuan pun dimuliakan. Dipagari dengan aturan syariat agar kemuliaannya tetap terjaga. Dimuliakan karena betapa berat tugas yang diemban oleh seorang perempuan. Perempuan-perempuan mulia yang mendampingi lelaki luar biasa yang sekarang ini kehadirannya di rindukan dunia.