Wednesday, April 25, 2012

ShaRinG teNtAng SaFaR

Setiap kali diajak untuk turun jaulah ato bersafar sy selalu senang dan berusaha untuk menyempatkan diri. Apalagi kalo perjalanan safar itu bersama saudara2 seperjuangan ato menemani ustad ke daerah-daerah. ada banyak pelajaran yg bisa kita jumpai selama perjalanan. ada beberapa dari hadis mulia yg kita baca pada buku-buku dan kita cb praktekkan dalam amal nyata. intinya bersafar itu menyenangkan. belum lagi kalo disambut dengan kuliner-kuliner heheheh....

salah satu doa yang makbul adalah doanya orang yg sedang safar. nah itu dia salah satu keistimewaannya. doa-doa kita diijabah oleh Allah. sy perhatikan beberapa ikhwa kalo sedang safar doanya khusuk sekali. mgkn karena mengingat hadist tadi. makanya sy biasa berdoa juga dalam hati sembari melihat dianya yg sedang khusuk berdoa itu, "duhai Allah kabulkanlah doa saudara ku ini. berilah umur yg berkah, kurniakan riski yg halal, sakinah dalam rumah tangganya, mudahkan segala urusannya" ato mendoakan ttg keinginan-keinginannya dan ttg masalahnya yg sempat ia certitakan selama perjalanan. nah bukankah doa seorang saudara kepada saudaranya tanpa diketahuinya itu adalah doa yg makbul? :D jadi makbulnya double kan yah... satu krn dia sedang safar + didoakan sama saudaranya. Dahsyat kan?? dan bukankah malaikat juga mengaminkan doa seorang saudara yg mendoakan saudaranya itu seraya berkata "Amiin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi."  kalo sudah begitu bukankah ada perkataan, seorang sahabat itu adalah yg sering menyebut namamu dalam doa-doanya. ah... bertambah lagi ikatan hati kt. makanya umar bin khattab pernah bertanya kpd seseorang yg ingin memberi kesaksian akan pribadi sahabatnya. salah satu pertanyaannya adalah "sudahkah engkau melakukan perjalanan bersamanya?"krn disana kau akan lihat pribadinya apalagi jika menghadapi masa2 sulit dlm perjalanan.

next tentang hadist“Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” (HR Bukhari dari Ibnu Umar).  sy baru bisa merasakan hadis ini secara riil ketika sedang safar. bagaimana keadaan orang asing ato musafir itu? dia pasti memanfaatkan waktunya. karena sungguh waktu itu, saat kita sedang safar terasa sangat-sangat cepat. dan pasti yg dilakukannya adalah yg benar2 menjadi tujuannya datang ke tempat itu. masa sih jauh2 ke suatu tempat, dtg cuma numpang tidur?? rugiii kawan..! gimana rasanya jadi orang asing, pastilah dia akan mempersiapkan diri, mencari peta agar tdk tersesat, kemudian selalu berhati-hati dan waspada dalam setiap gerak-geriknya. nah begitulah seharusnya kita di dunia ini kawan. 

selanjutnya tentang menjadi tamu dan menjamu tamu. di liqo tarbiyyah kita pernah kan membahas tentang adab bertamu dan menerima tamu berikut segala keutamaannya. nah saat safar ini kt bs melihat dan merasakannya dgn nyata. kalo mau tau bagaimana menjamu tamu yg baik, cobalah dulu untuk menjadi tamu. kita dengan sendirinya akan tau apa sih yg dibutuhkan tamu itu. bukankah rosulullah saw dan para sahabat adalah manusia2 mulia yg jg memuliakan tamu-tamunya? disambut dengan wajah yang cerah ceria penuh kehangatan sj begitu berarti. apalagi kalo sampe di jamu. subhanallah... masih ingat kan saat-saat direc selling dulu? diterima di rumahnya dengan ramah sj itu sungguh berkesan. kau tau kawan.., hal yang paling diingat dan susah untuk dilupakan adalah kebaikan seseorang saat menjamu kita sebagai tamunya. bayangkan... kt di tempat yg mgkn asing bagi kita, tdk ada sanak saudara atau kenalan, tiba2 disambut dengan baik sebagai tamu, tidak akan pernah dilupa itu orang. langsung terukir di hati. :D setelah itu pasti didoakan kebaikan untuknya. keren kan... ^_^. bahkan kalo kita hanya sekedar lewat di suatu daerah kemudian menelpon kenalan kita dan dipanggil untuk singgah ke rumahnya, walaupun akhirnya tidak singgah tapi tetap saja dia menunjukkan sambutan hangatnya dengan memanggil kita mampir, senang rasanya, berbunga2 kayak musim semi (hallah...)

suatu ketika Abu bakar Assiddiq mengantarkan pasukan yg panglimanya ditunjuk langsung oleh Rosulullah saw, panglima yg masih muda, usamah bin said. abu bakar yg baru diangkat menjadi khalifah setelah wafatnya Rosulullah saw mengatar pasukan itu sampai perbatasan kota madinah dengan berjalan kaki. "wahai khalifah, naiklah diatas kudaku ini, biar aku yg berjalan kaki" abu bakar assiddiq berkata "tidak. aku ingin kaki ku berdebu di jalan Allah" subhanallah...

kalo jaulah itu dalam rangka dakwah di jalan Allah, dan saat kaki2 ini tidak lagi berdebu, maka mungkin peluh dan keringat yg kan jadi saksi kita untuk tetap berjalan di jalan Allah...

tetap semangat kawan....
so kapan kita jaulah lagi ini ^_^v

No comments: