Monday, October 31, 2011

NaNTi SaJa

Aku tidak tau ingin bercerita pada siapa. Tapi karena kau ada di situ biarlah aku bercerita saja padamu. Semoga saja kau mau mendengarkannya. Karena hari ini aku pengen sekali bcerita. Ini tentang seseorang, kau mgkn tidak mengenalnya. Dia berjalan dengan pakaian yang sudah lusuh, wajahnya sayu penuh debu. Menempel disana-sini. Kalo kau pernah lihat di tv, pengungsi yang kena debu merapi, seperti itu lah rupa lelaki itu. Hampir seluruh tubuhnya tertutup debu. Dia sudah berulang kali diingatkan oleh temannya. "Boy! kenapa pula tampang kau macam tu? tak seronak lah dipandang mata". "Oh iya di'. maafkan ka. sebenarnya ku tau ji diriku kotor begini. NANTI paeng ku kasih bersih kawan. kau tenang saja!" jawabnya dengan wajah serius dan suara yang sengaja di buat pelan biar terdengar kalo dia sudah terpengaruh kata temannya tadi.


Lelaki itu sadar akan dirinya. beberapa kali berpapasan dia dengan banyangannya di cermin dan mengamati dirinya dengan lamat2. "debu ini kemarin2 hanya menempel sedikit saja. Aku memang selalu berkata NANTI untuk membersihkannya. Tak sangka aku debunya sudah tebal begini dan menempel erat, seperti sudah menyatu dengan kulitku.” Dia pun tiba2 bersemangat mengambil peralatan untuk bersih2. "kali ini aku harus hilangkan semua debu itu" batinnya penuh tekad membaja. sepertinya tak ada lagi yang bisa menghalanginya untuk berubah. pakaian bersih, sabun mandi, sampo, sikat gigi, timba air, handuk semua sudah dia siapkan. Tapi ternyata airnya sisa sedikit. dia harus mengambilnya dengan susah payah jauh di hulu sungai jika ingin mandi. Semangatnya yang tadi sempat membara kiniseolah menguap entah kemana. “sungainya kan jauh, berlumpur pula jalannya, ah NANTI saja deh.” Akhirnya lelaki itu pun berkemas2 tidak jadi membersihkan badannya. betah dia dengan debu yang menepel itu.

Kita akhiri saja dulu ceritanya sampai disitu kawan. Semoga sudah kau tangkap maksudnya. Jangan pedulikan orang itu apalagi di contoh. Mungkin aku termasuk sama dengan lelaki itu yang sering sekali bahkan suka dengan kata NANTI. Pekerjaan yang harusnya bisa diselesaikan saat itu jadi nya ditunda karena kata2 NANTI. Akhirnya biasa seperti diburu waktu dan melilit kita sehingga sulit bernapas. Kawan ada nasehat dari om Mario Teguh, cara terbaik untuk memperpanjang waktu, bukanlah mengulur batas waktu, tetapi menyegerakan waktu mulai. Semakin segera aku memulai, akan semakin panjang waktuku, dan dengannya semakin banyak yang dapat kuselesaikan.

Dan tentang debu itu kawan, sering2 lah ‘bercermin’ ada banyak debu yang harus kita bersihkan dari diri kita. Sebagian besar mungkin harus dengan ‘paksaan’.

No comments: