Monday, October 31, 2011

SeNyUm KeBAnGGaAn

Stase obgyn di RS.WS bagi sebagian coas terasa membosankan. Mungkin karena yang dihadapi adalah kasus-kasus ginekologi + patologis yang kompetensinya memang untuk dr.SpOG. Saya termasuk dari salah satu coas yang merasa seperti itu. Perasaan bosan itu muncul mungkin karena kurang mengerti atau jarang membaca bahkan tidak tahu sama sekali tentang kasus yang dihadapi. Seperti Mengawasi pasien yang sedang dikemoterapi, penanganan tumor ovarium, ca.ovarium, tumor uterus, kista ovarium, dll, jadinya apa yang dikerja sepertinya tidak menggairahkan (cie…). Kata temanku seperti kerja bodo”, capek ji. Beda kalo di RS lain banyak kasus yang kompetensinya memang dokter umum. Tolong persalinan, jahit robekan perineum, abortus, hiperemis gravidarum, dll.

Kali ini di RS.WS, cerita tentang seorang ibu yang sedang sakit. Kalo g salah sakitnya adalah ca.endometrium. Waktu itu saya lihat di statusnya sudah perawatan hari ke XV berarti kurang lebih sudah setengah bulan dia dirawat. Sy bertugas untuk mengambil darahnya untuk pemeriksaan rutinnya. Sempat kaget karena sepertinya sudah g ada lagi tempat untuk ku mengambil darahnya. Sudah kolaps dimana-mana. Berat!!!

Sepertinya ibu ini sudah frustasi. 3 hari ini katanya selalu ditusuk tp tidak berhasil diambil darahnya. Ndak mau mi ditusuk lagi. Saya sempat segan, mau menyerah tapi akhirnya ku beranikan diri untuk mencoba sekali lagi. Dan……, seperti beberapa bidan dan teman koas 2 hari sebelumnya saya pun tidak bisa mengambil darahnya untuk di periksa. Gagal. Akhirnya menghubungi petugas lab yang sudah seharusnya menjadi tugasnya.

Nah waktu itu ibu ini sedang ditemani oleh anak laki-lakinya. Saya sempat melihat sebuah fragmen yang mebuatku kembali berdoa dalam hati. Semoga saya tidak menjadi anak yang tanpa sadar atau pun sengaja menyinggung atau sampai menyakiti hati dan perasaan mamaku hanya karena sikapku.
Ibu ini mengeluh kesakitan, merengek kepada anaknya untuk sekedar melihatnya dari dekat. Mungkin ingin dielus-elus biar sakitnya bisa dia tahan. Tapi anaknya cuek saja, asyik dengan hapenya dan terkesan malas-malasan walaupun akhirnya menghampiri ibunya karena rengekannya semakin keras. Mungin malu dilihat sama pasien lain. “nak, sini ko dulu kodong. Mama sakit sekali ini” begitu kurang lebih rengekan ibunya.
Tiba-tiba saya jadi teringat perkataan seorang ibu waktu saya stase di pediatric (anak) dulu. “kalo anak ta sakit sepertinya kita ibu n bapaknya juga ikut sakit. Kalo bisa sakitnya dipindah biar semua kami tanggung asal anak kami bisa tersenyum lagi”.

Ada juga sy pernah dengar orang bilang, “Seorang ibu merawat anaknya dengan harapan supaya anaknya bisa hidup. Tapi kebanyakan anak jika merawat orang tuanya yang sudah rentah, sakitlagi, mungkin saja berharap supaya kerepotannya segera berakhir dengan berakhirnya hidup orangtuanya. Sudah tua sudah pantas lah dipanggil sang Khalik”. Naudzubillah… semoga kita tidak termasuk seperti itu kawan.
Saya juga langsung teringat sebuah fragmen yang kontras dengan fragmen yang tadi, kali ini juga tentang seorang anak laki-laki yang merawat ibunya di saat2 terakhir. Waktu itu di penyakit dalam. Hampir sepanjang hari dia di samping ibunya. Sesekali melap badan ibunya biar bersih. Membisikkan doa-doa. Bahkan bercerita seolah ibunya mendengarnya. Menangis ketika melihat ibunya kesakitan. Bahkan saya tau kalo anaknya sudah mendonorkan darahnya melebihi batas yang sudah ditentukan karena waktu itu sudah tidak ada lagi pendonor darahnya.

Terkadang kita tanpa sadar memperlakukan orang tua kita dengan tidak pantas. Coba kau ingat2 lagi kawan masa kecilmu, ketika kau sedang sakit. Bagaimana paniknya ibu dan bapakmu. Masih kah kau ingat itu kawan. Saya masih sangat mengingatnya. Dulu waktu masih sd, hamper tiap tahun ke Jakarta untuk berobat. Kalo datang sakit ku, hamper semalam batuk dan bapak menggendongku semalaman. Gejala Paru-paru basah kata dokter. Pernah juga kelas 5 SD saya kena diare berat sampai pingsan ketika mau ke rs, Dehidrasi berat. Ah.. betapa panic ibuku ku lihat setelah aku sadar. Menangis terus memastikan anaknya ini tidak kenapa-kenapa. Bahkan sampe sekarang kalo tau anaknya sedang sakit di sini. tak berhenti menelpon menanyakan kabar, sudah lebih baikan belum anaknya ini.

Menjadi tua itu sudah sunatullah jika diberi umur panjang oleh Allah SWT. Menjadi tua sangat rentan dengan penyakit karena semua fungsi organ dalam tubuh mulai aus ditelan waktu. Jangan sampai tubuh n jasad yang rentah itu harus menanggung sakit ditambah lagi sakit hatinya karena kelakuan anaknya yang tidak memperdulikannya.

Senyum kebanggaan penuh rasa syukur dibalut doa-doa indah untuk mu, sudahkah terbit diwajahnya lantaran dirimu kawan???

coas obgyn

No comments: